Thursday, February 20, 2014

NGAPAKERS

"Biyunge nyong kencot kiye... madang lawuh apa???"
Satu kalimat yang mungkin bikin anda tertawa ketika mendengar seorang "ngapaker" bicara seperti itu ...
Ngapak bagi saya adalah sebuah bahasa yang istimewa, kenapa istimewa akan saya sedikit ceritakan di sini hehehe

Bahasa jawa ngapak merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Jawa Tengah di daerah Banyumas, Cilacap, Brebes, Tegal, Bumiayu, Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Pemalang, Kebumen, Wonosobo, Jawa Barat di daerah Cirebon, Indramayu dan Banten. Masyarakat di daerah tersebut bahasa ngapak digunakan untuk komunikasi sehari-hari, kesannya mungkin kasar dan gak sehalus bahasa Jawa mataraman (jogja, solo) tapi sesuai karakter masyarakat daerah ngapak yang memang berwatak apa adanya terbuka dan senang bergaul.
Karakter bahasa ngapak adalah blakasuta/cablaka, apa itu blakasuta....
Simpelnya blakasuta itu karakter orang yang terbuka, jujur, apa adanya misal ketika lapar maka dia akan bilang lapar dan gak sungkan-sungkan untuk bilang kalau dia lapar.
Mungkin bagi orang mataraman/wetan  jika ketika bertamu ke rumah seseorang dan ditawari makan akan lebih menyembunyikan kalau dia lapar dan bilang ke tuan rumah bahwa dia sudah makan padahal belum, berbeda dengan ngapaker maka akan cenderung akan bilang lapar/belum makan bahkan kalau agak frontal akan bertanya ke tuan rumah ada makanan apa aja hahaha.....
Dari segi bahasa ngapak lebih sering menggunakan bahasa jawa ngaka/kasar beda dengan mataraman yang halus/krama, tapi jangan salah ketika diharuskan menggunakan bahasa jawa krama maka ngapaker pun bisa bahkan mungkin lebih halus dibanding mataraman. Di beberapa daerah yang berbatasan dengan Jawa Barat kosakata bahasa ngapak pun banyak diserap dari bahasa sunda, misal di bahasa jawa pisan berarti sekali tapi di bahasa ngapak bisa berarti "sekali" dan atau "banget" yang sama dengan bahasa sunda.
Yang buat saya bangga sebagai ngapaker banyak tokoh penting di negeri ini yang merupakan ngapaker, Jenderal Sudirman, Gatot Subroto, Mayjen Suprapto, R.A Wiryaatmaja (pendiri BRI), Busyro Muqodas (wakil ketua KPK), Iman Prasojo, Chris John, Ebiet G Ade, Kasino, Indro Warkop, Darto Helm, S Bagyo, Mayang Sari, Erick, dan bahkan Vicky Shu pun ngapaker juga....
Koperasi pertama di Indonesia adalah Koperasi Gula Kelapa didirikan di Purwokerto oleh Sudirman (waktu itu masih kolonel), Bank BRI pun lahir di Purwokerto, bahkan BRIMOB pun lahir di Purwokerto (waktu itu
bernama kesatuan Pelopor) dan ayah saya termasuk angkatan awal BRIMOB.
Ohya ngapaker akan cenderung dengan mudah berbaur dan menyesuaikan dengan bahasa/logat tempat dan tata krama dimana dia tinggal (di luar daerah ngapak tentunya) tentunya dengan tidak meninggalkan kengapakannya......
Sebenarnya pengen menjelaskan lebih banyak tentang ngapaker tapi masih agak buntu ide di kepala saya hehehe.
*Ngapakers: "Bersatu kita kompak, berbicara kita ngapak, ora ngapak ora kepenak, ora ngapak dupak"*


quote diambil dari blog http://ngomongngapak.blogspot.com/

Tuesday, February 11, 2014

NgePlurklah Maka Kau Akan Menemukan Jodohmu


Sesuai janjiku di Plurk aku akan menulis sedikit kisahku mendapatkan jodohku....
Ketika umurku sudah lewat dari 30 tahun mungkin agak ada sedikit kekhawatiran dengan statusku yang masih single, bukan takut gak dapat menemukan pasangan hidup tapi lebih takut terlalu "nyaman" berada di zona SINGLE....
Serius berada di zona nyaman bernama single itu enak hahahaha.... tapi ternyata lebih enak punya istri
Sudah 4 tahun lebih pula daku ngePlurk suatu tempat dimana aku menemukan suatu persahabatan, keluarga, cinta, dan benci.... 
Hingga pada suatu hari di tret si icub kalo gak salah yang tentang jodoh erta menawarkan diri untuk menjadi matchmaker. Sejujurnya waktu itu aku ngajukan diri sebagai "customer" erta antara yakin dan tidak, di satu sisi aku tidak pengin pacaran dan langsung nikah tapi di sisi lain ragu karena beberapa kali dikenalkan/berkenalan dengan perempuan hasilnya nihil karena aku yang merasa tidak nyaman dengan perempuan tersebut.
Kemudian proses pencombalangan pun berlangsung, aku menghubungi erta atau erta yang menghubungiku lupa, aku mengajukan diri untuk dikenalkan dengan beberapa teman erta yang tentunya sudah siap untuk menikah.
Sesuai proses ta'aruf/perkenalan selazimnya pihak matchmaker meminta data diri ku, okelah aku kasih ke erta sambil harap-harap cemas seperti apa perempuan yang akan dikenalkan kepadaku. Dari 3 orang perempuan yang dikenalkan padaku ada yang sudah daku kenal dan memang tidak sreg dengan dia, tereliminasi satu. Tinggal dua perempuan yang tersisa, dengan beberapa pertimbangan dan tentunya petunjuk dari Gusti Alloh terpilihlah seorang perempuan bernama Sindha Cahya Wardhani.
Kenapa aku memilih Sindha ada beberapa pertimbangan dibandingkan dengan calon yang lain, pertama dia cantik, muslimah dan tentunya dia berdomisili dan kerja di Jabodetabek. Sebenarnya kalaupun tidak berdomisili di Jabodetabek bisa saja daku terima tapi prioritas memang di Jabodetabek. Singkatnya di bulan November setelah saling mengenalkan diri melalui SMS dan Email kami bersepakat untuk bertemu, berhubung mahrom Sindha yang berdomisili di Jakarta hanya ada adiknya maka hari itu kami bertemu ditemani adiknya. Kami janjian bertemu di sebuah mall di pejaten dan pada hari itu pula aku bertemu hery yang sedang kencan dengan pacarnya hahahaha. Beberapa hal kami bicarakan di pertemuan itu, mulai keseharian, rencana ke depan dan yang paling penting ketika pernikahan tidak ada resepsi gede gedean, alhamdulillah kami sepakat untuk tidak ada resepsi gede gedean setelah ijab kabul.
Dari pertemuan itu daku memberi waktu selama seminggu Sindha untuk menentukan apakah dia menerima diriku atau tidak, waktu itu aku pesimis karena dengan perbedaan yang cukup telak dia begitu sholehah sedangkan daku urakan dan bodoh pula dalam soal agama sampai saat ini aku mesti banyak belajar dari dia. Tidak disangka tidak diduga mungkin ini sudah takdir Alloh ternyata dia menerimaku, dan yang buatku terkejut adalah dia langsung mengundangku bertemu dengan ayahnya yang kebetulan sedang berkunjung ke Depok. 
Dengan rasa campur aduk tidak karuan waktu itu daku nekat saja untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan niat kami untuk menikah. Tidak kuduga pula ternyata ayahnya begitu baik dan menerimaku apa adanya, ketika beliau bertanya "KAPAN?" dengan mantap kujawab "rencana saya lamaran bulan Januari atau paling lambat Februari 2014 dan nikah bulan Maret 2014". Pertimbanganku awal tahun pekerjaanku sangat banyak dan tentunya biaya untuk pernikahan belum ada hehehehe.
Kemudian aku mengirimkan rencana proses lamaran hingga pernikahan ke Sindha melalui email tentunya, sesuai dengan rencana yang disampaikan ke ayahnya Sindha aku mengajukan reng rengan rencana tersebut dan ternyata ditolak Sindha. Dia menginginkan prosesi itu dipercepat dalam hati aku berkata modyar gw, akhirnya disepakati lamaran di akhir Desember 2013 dan nikah Januari 2014. 
Pada tanggal 25 Desember 2013 maka aku, omku dan kakak perempuanku berangkat ke Malang untuk melamar, dan prosesi lamaran sendiri pada tanggal 26 Desember 2013. Alhamdulillah lamaranku diterima dan disepakati pula tanggal pernikahan pada 31 Januari 2014. Waktu itu pusing tujuh keliling karena kerjaan akhir tahun bejibun dan tentunya biaya yang belum terkumpul, syukurlah Alloh Maha Pengasih dan Penyayang ada saja rejeki yang datang dan terkumpul juga uang buat biaya pernikahan.
Akhirnya saat itu pun datang juga, dengan keadaan sedang stress berat karena kerjaan yang bejibun daku pun nekat dan hanya bisa berkata "Bismillah" dengan menyerahkan diri ke Yang Punya Hidup. Tanggal 31 Januari 2014 alhamdulillah kami telah menjadi suami istri dengan melakukan akad nikah di depan wali dan penghulu di Malang....
Ohya ternyata Sindha adalah seorang Plurker yang telah "resign" dari 2 tahun yang lalu hahahaha
Sudah banyak sekali plurker di Indonesia menemukan jodohnya yang ternyata seorang plurker juga
Terima Kasih klinik tong fang PLURK yang telah mempertemukanku dengan jodohku yang pastinya ini semua sudah takdir Illahi.
SEKIAN 
FIN 
IYYYYEEEEEEEEEEEYYYYYY