"Biyunge nyong kencot kiye... madang lawuh apa???"
Satu kalimat yang mungkin bikin anda tertawa ketika mendengar seorang "ngapaker" bicara seperti itu ...
Ngapak bagi saya adalah sebuah bahasa yang istimewa, kenapa istimewa akan saya sedikit ceritakan di sini hehehe
Bahasa jawa ngapak merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Jawa Tengah di daerah Banyumas, Cilacap, Brebes, Tegal, Bumiayu, Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Pemalang, Kebumen, Wonosobo, Jawa Barat di daerah Cirebon, Indramayu dan Banten. Masyarakat di daerah tersebut bahasa ngapak digunakan untuk komunikasi sehari-hari, kesannya mungkin kasar dan gak sehalus bahasa Jawa mataraman (jogja, solo) tapi sesuai karakter masyarakat daerah ngapak yang memang berwatak apa adanya terbuka dan senang bergaul.
Karakter bahasa ngapak adalah blakasuta/cablaka, apa itu blakasuta....
Simpelnya blakasuta itu karakter orang yang terbuka, jujur, apa adanya misal ketika lapar maka dia akan bilang lapar dan gak sungkan-sungkan untuk bilang kalau dia lapar.
Mungkin bagi orang mataraman/wetan jika ketika bertamu ke rumah seseorang dan ditawari makan akan lebih menyembunyikan kalau dia lapar dan bilang ke tuan rumah bahwa dia sudah makan padahal belum, berbeda dengan ngapaker maka akan cenderung akan bilang lapar/belum makan bahkan kalau agak frontal akan bertanya ke tuan rumah ada makanan apa aja hahaha.....
Dari segi bahasa ngapak lebih sering menggunakan bahasa jawa ngaka/kasar beda dengan mataraman yang halus/krama, tapi jangan salah ketika diharuskan menggunakan bahasa jawa krama maka ngapaker pun bisa bahkan mungkin lebih halus dibanding mataraman. Di beberapa daerah yang berbatasan dengan Jawa Barat kosakata bahasa ngapak pun banyak diserap dari bahasa sunda, misal di bahasa jawa pisan berarti sekali tapi di bahasa ngapak bisa berarti "sekali" dan atau "banget" yang sama dengan bahasa sunda.
Yang buat saya bangga sebagai ngapaker banyak tokoh penting di negeri ini yang merupakan ngapaker, Jenderal Sudirman, Gatot Subroto, Mayjen Suprapto, R.A Wiryaatmaja (pendiri BRI), Busyro Muqodas (wakil ketua KPK), Iman Prasojo, Chris John, Ebiet G Ade, Kasino, Indro Warkop, Darto Helm, S Bagyo, Mayang Sari, Erick, dan bahkan Vicky Shu pun ngapaker juga....
Koperasi pertama di Indonesia adalah Koperasi Gula Kelapa didirikan di Purwokerto oleh Sudirman (waktu itu masih kolonel), Bank BRI pun lahir di Purwokerto, bahkan BRIMOB pun lahir di Purwokerto (waktu itu
bernama kesatuan Pelopor) dan ayah saya termasuk angkatan awal BRIMOB.
Ohya ngapaker akan cenderung dengan mudah berbaur dan menyesuaikan dengan bahasa/logat tempat dan tata krama dimana dia tinggal (di luar daerah ngapak tentunya) tentunya dengan tidak meninggalkan kengapakannya......
Sebenarnya pengen menjelaskan lebih banyak tentang ngapaker tapi masih agak buntu ide di kepala saya hehehe.
*Ngapakers: "Bersatu kita kompak, berbicara kita ngapak, ora ngapak ora kepenak, ora ngapak dupak"*
quote diambil dari blog http://ngomongngapak.blogspot.com/
Satu kalimat yang mungkin bikin anda tertawa ketika mendengar seorang "ngapaker" bicara seperti itu ...
Ngapak bagi saya adalah sebuah bahasa yang istimewa, kenapa istimewa akan saya sedikit ceritakan di sini hehehe
Bahasa jawa ngapak merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Jawa Tengah di daerah Banyumas, Cilacap, Brebes, Tegal, Bumiayu, Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Pemalang, Kebumen, Wonosobo, Jawa Barat di daerah Cirebon, Indramayu dan Banten. Masyarakat di daerah tersebut bahasa ngapak digunakan untuk komunikasi sehari-hari, kesannya mungkin kasar dan gak sehalus bahasa Jawa mataraman (jogja, solo) tapi sesuai karakter masyarakat daerah ngapak yang memang berwatak apa adanya terbuka dan senang bergaul.
Karakter bahasa ngapak adalah blakasuta/cablaka, apa itu blakasuta....
Simpelnya blakasuta itu karakter orang yang terbuka, jujur, apa adanya misal ketika lapar maka dia akan bilang lapar dan gak sungkan-sungkan untuk bilang kalau dia lapar.
Mungkin bagi orang mataraman/wetan jika ketika bertamu ke rumah seseorang dan ditawari makan akan lebih menyembunyikan kalau dia lapar dan bilang ke tuan rumah bahwa dia sudah makan padahal belum, berbeda dengan ngapaker maka akan cenderung akan bilang lapar/belum makan bahkan kalau agak frontal akan bertanya ke tuan rumah ada makanan apa aja hahaha.....
Dari segi bahasa ngapak lebih sering menggunakan bahasa jawa ngaka/kasar beda dengan mataraman yang halus/krama, tapi jangan salah ketika diharuskan menggunakan bahasa jawa krama maka ngapaker pun bisa bahkan mungkin lebih halus dibanding mataraman. Di beberapa daerah yang berbatasan dengan Jawa Barat kosakata bahasa ngapak pun banyak diserap dari bahasa sunda, misal di bahasa jawa pisan berarti sekali tapi di bahasa ngapak bisa berarti "sekali" dan atau "banget" yang sama dengan bahasa sunda.
Yang buat saya bangga sebagai ngapaker banyak tokoh penting di negeri ini yang merupakan ngapaker, Jenderal Sudirman, Gatot Subroto, Mayjen Suprapto, R.A Wiryaatmaja (pendiri BRI), Busyro Muqodas (wakil ketua KPK), Iman Prasojo, Chris John, Ebiet G Ade, Kasino, Indro Warkop, Darto Helm, S Bagyo, Mayang Sari, Erick, dan bahkan Vicky Shu pun ngapaker juga....
Koperasi pertama di Indonesia adalah Koperasi Gula Kelapa didirikan di Purwokerto oleh Sudirman (waktu itu masih kolonel), Bank BRI pun lahir di Purwokerto, bahkan BRIMOB pun lahir di Purwokerto (waktu itu
bernama kesatuan Pelopor) dan ayah saya termasuk angkatan awal BRIMOB.
Ohya ngapaker akan cenderung dengan mudah berbaur dan menyesuaikan dengan bahasa/logat tempat dan tata krama dimana dia tinggal (di luar daerah ngapak tentunya) tentunya dengan tidak meninggalkan kengapakannya......
Sebenarnya pengen menjelaskan lebih banyak tentang ngapaker tapi masih agak buntu ide di kepala saya hehehe.
*Ngapakers: "Bersatu kita kompak, berbicara kita ngapak, ora ngapak ora kepenak, ora ngapak dupak"*
quote diambil dari blog http://ngomongngapak.blogspot.com/